TUGAS ISD XV
GEORGE HERBERT DALAM BUKUNYA “MIND, SELF DAN SOCIETY”
MELIPUTI PLAY STAGE, GAME STAGE, DAN GENERALIZED OTHER
1. | Biografi | |
Mead masuk ke
Harvard University selama satu tahun untuk mengkaji filsafat dan
psikologi beserta bahasa Latin, Yunani, dan subyek lainnya. Mead
tertarik pada filsafat romantik dan idealistik milik Hegel. Oleh karena
itu dia pergi ke Jerman selama tiga tahun sebagai murid filsafat dan
psikologi di Leipzig dan Berlin. Dalam prosesnya menuntut ilmu inilah
Mead lebih tertarik pada psikologi ketimbang filsafat. Tahun 1891, Mead
kembali ke AS dan mengajar di Universitas Michigan selama tiga tahun.
Dan pada tahun 1894, ia bergabung dengan Departemen Filosofi di
Universitas Chicago dan tetap di sana hingga meninggal pada tahun 1931.
Dalam hidupnya,
Mead tidak pernah mengeluarkan atau menulis buku. Setelah dia
meninggal, para mahasiswa Mead seperti Herbert Blumer dan William I.
Thomas mengeluarkan buku tentang pemikiran Mead. Buku itu merupakan
rangkuman pelajaran yang pernah Mead ajarkan kepada para mahasiswanya.
Ini merupakan hasil pemikiran Mead yang didokumentasikan dari catatan
para mahasiswanya. Oleh sebab itu buku tentang teori Mead dianggap
kurang sistematis.
| ||
2. | Teori George Herbert Mead | |
Sedikit
mengulas, teori yang diusung George Herbert Mead adalah
interaksionalisme simbolik di mana dari teori tersebut terdapat tiga
konsep yang sangat terkenal yaitu mind, self, and society.
| ||
2.1 | Mind | |
Mind identik
dengan simbol. Sebelum kita membahas apa itu mind, alangkah baiknya bila
kita tahu terlebih dahulu apa itu simbol. Simbol mewakili apa pun yang
individu setujui. Sesuatu akan dianggap sebagai simbol jika ada sesuatu
yang lain yang terdapat di dalamnya. Sesuatu yang memiliki satu makna
saja atau tanpa melalui proses interpretasi, maka belum bisa disebut
dengan simbol. Contohnya adalah bunga. Jika hanya bunga saja belum
termasuk simbol. Namun jika konteksnya bunga desa atau bunga bank, maka
itu dapat disebut dengan simbol. Simbol bersifat luas. Bisa meliputi
apapun. Namun pada dasarnya simbol dibagi menjadi dua yaitu gerak-gerik
(gesture) dan visual (bahasa).
Menurut Mead,
mind bukanlah suatu benda melainkan suatu proses sosial. Mind atau yang
biasa dianggap sebagai akal budi identik dengan penggunaan
simbol-simbol. Mind inilah yang membedakan antara manusia dengan hewan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa mind itu merupakan penerapan
atau identik dengan simbol-simbol di mana simbol sendiri ada dua jenis
yaitu gerak-gerik dan bahasa.
Menggunakan
simbol bahasa berarti mengharuskan kita untuk mengetahui atau memiliki
bahasa yang sama. Mengapa demikian? Karena simbol identik dengan respon
yang sama. Contoh, “Buang kertas itu ke ujung Barat kelas!” Orang yang
mendengarkan instruksi itu akan membuangnya ke tempat yang sama.
Namun mind
memiliki fleksibilitas dari pemikiran. Maksudnya adalah ketika simbol
tidak dapat dimengerti oleh lawan bicara, pasti lawan bicara akan
mencoba menerka-nerka apa yang dimaksudkan dalam pembicaraan itu
sehingga tetap ada interaksi walaupun mungkin respon yang akan dilakukan
akan sedikit terhambat.
Konsep tentang
mind sangat penting bagi Mead karena tiap perbuatan yang kita lakukan
akan memiliki arti jika mind kita dapat kita tempatkan dalam diri orang
lain. Hal ini akan membuat kita mudah untuk menafsirkan pikiran dengan
tepat.
| ||
2.2 | Selft | |
Self memiliki
sifat dinamis. Self berada di luar diri individu namun tetap
berinteraksi dengan dunia luar. Self sendiri dibagi menjadi tiga macam
yaitu:
2.2.1 Play stage (tahap bermain)
Tahap ini
merupakan tahap awal di mana anak mulai melakukan imitasi peran
orang-orang yang ada di sekitarnya. Misalnya anak perempuan mengambil
peran dalam bermain menjadi seorang ibu. Begitupun dengan anak laki-laki
yang mengambil peran untuk menjadi seorang ayah. Dalam tahap ini
kadang juga anak meniru peran lain dalam bermainnya. Seperti pura-pura
jadi guru, dokter, perawat, polisi, dan lain sebagainya.
Dalam tahap ini anak belajar bertingkah laku sesuai dengan harapan orang
lain dalam status tertentu. Walau pada tahap ini masih merupakan tahap
bermain di mana anak belum benar-benar memiliki peran yang harus dia
pertanggungjawabkan.
2.2.2 Game stage (tahap pertandingan) Pada tahap ini anak mulai memiliki statusnya dan mulai memikirkan status orang lain. Contonya adalah seorang anak yang dalam regu sepak bolanya berperan menjadi penjaga gawang. Dia sudah memiliki tanggung jawab atas perannya dalam regu ini sehingga dia harus menjaga gawangnya dengan serius. Namun di sisi lain dia juga harus mengerti posisi anggota satu regunya. Dia harus tahu posisi teman-temannya saat itu untuk mencapai tujuan mereka bersama yaitu kemenangan. Tidak bisa ketika musuh mendekat si penjaga gawang takut dan meminta sayap kanan untuk menggantikannya sebagai penjaga gawang. Karena di sini peran sudah di bagi dan tentu dengan pembagian peran tersebut akan menimbulkan pembagian kerja atau tugas. Contoh lain adalah saat dia menjadi penyerang. Dia sadar betul perannya apa dan tugasnya apa. Namun dia juga harus tahu peran dan tugas teman-teman satu regunya. Misalkan, dia tidak boleh mengoper bola jika teman sedang diawasi ketat atau saat berada dibatas off side. Dalam tahap ini anak belajar melihat orang banyak dan sesuatu yang impersonal yaitu aturan dan norma yang berlaku di sana. Di sini anak dituntut untuk memahami peran dirinya sendiri dan peran orang lain. 2.2.3 Generalized other
Generalized
other merupakan harapan-harapan, standar umum, kebiasaan yang berlaku
pada tempat tersebut.
Generalized other yang menerangkan the general cultural norms and values
shared by us and others that we use as a point of refrence in
evaluating ourselves. (Rachmad K. Dwi Susilo: 2008: 73)
Dalam tahap ini anak dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat.
Contohnya, di
daerah A anak perempuan sudah terbiasa dengan mencuci piring dan menyapu
halaman karena dalam masyarakat itu terdapat generalized other yang
menyatakan bahwa membatu orang tua itu baik. Dalam tahap ini anak
diajarkan untuk belajar norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Jika kita membicarakan masalah konsep G H Mead tentang self, maka tidak
akan lepas dari diskusi Mead tentang “I” and “me”. Jika kita lihat
secara sepintas bisa kita lihat bahwa keduanya memiliki arti yang sama
yaitu saya. Namun dalam diskusinya, Mead membedakan antara keduanya di
mana jika kita mempelajari diri kita sebagai obyek, maka itu disebut
dengan “me”. Sedangkan jika kita mempelajari diri kita sebagai subyek
maka itulah “I”.
| ||
3. | Society | |
Untuk masalah
masyarakat atau society dalam buku yang saya baca, Mead tidak begitu
mengembangkannya. Mead hanya melihat masyarakat secara kecil dan
menganggap lembaga organisasi hanyalah merupakan respon yang biasa saja
atas tingkah laku masyarakat. Mead hanya menyatakan bahwa masyarakat ada
sebelum ada individu dan proses mental atau proses berfikir terbentuk
dari masyarakat. Jadi, bagi Mead pola interaksi dan institusi sosial itu
hanya merupakan respon yang biasa terjadi dalam masyarakat.
Jadi, pada
dasarnya Teori Interasionisme Simbolik adalah sebuah teori yang
mempunyai inti bahwa manusia bertindak berdasarkan atas makna-makna, di
mana makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain, serta
makna-makna itu terus berkembang dan disempurnakan pada saat interaksi
itu berlangsung.
|
Komentar
Posting Komentar